SERMON SERIES: MELAWAN PUAS DIRI - "HAMBA YANG TIDAK PUAS DIRI"

SERMON SERIES: MELAWAN PUAS DIRI – “HAMBA YANG TIDAK PUAS DIRI”

MELAWAN PUAS DIRI

“”Hamba yang Tidak Puas Diri”

Saksikan Khotbah Selengkapnya: https://www.youtube.com/live/Hyl5QXoIX14?feature=share

 

Bagaimana Ishak berada di tempat yang sedang mengalami kekeringan atau kelaparan, tetapi bisa berbuah-buah bagi Tuhan? Kesulitan-kesulitan dalam hidup ini sering kali membuat kita menyerah dan tidak berbuah, tetapi adalah tanggung jawab kita untuk berbuah. Setia itu berarti berbuah. Faithfulness means fruitfulness. Sebagai orang percaya, kita harus berbuah. 

 

“Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, dan ia berkata: “Sekarang TUHAN telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini.”” – Kejadian 26:22 (TB) 

 

“And he moved from there and dug another well, and they did not quarrel over it. So he called its name Rehoboth, because he said, “For now the LORD has made room for us, and we shall be fruitful in the land.”” – Genesis 26:22 (NKJV) 

 

Tiga prinsip dalam hidup Ishak yang membuatnya mendapatkan approval dari Tuhan, sehingga bisa tetap berbuah-buah pada masa kelaparan:

1. Mengutamakan Kehendak Allah 

Lot dan Ishak memiliki kehidupan yang berbeda. Lot kehilangan banyak hal dalam hidupnya, sedangkan Ishak didapati berbuah-buah.

  • Apa yang membuat keduanya berbeda?

Lot tidak mengutamakan kehendak Tuhan. Ketika mengambil sebuah keputusan, Lot memutuskan menurut yang ia pandang baik, tetapi Ishak bertanya akan kehendak Tuhan. Tempat terbaik kita adalah berada dalam poros kehendak Tuhan. Hal yang paling memuaskan dalam hidup ini adalah ketika kita melakukan kehendak Tuhan. Tuhan memiliki tugas untuk kita di muka bumi dan untuk itulah kita diciptakan. Ketika kita menemukan itu, maka kita akan mengalami kepuasan hidup. Dunia ini sedang lenyap dengan segala keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. 

2. Memiliki Respons Hati yang Benar

Dalam setiap perlakuan tidak adil yang Ishak alami, ia tetap memiliki respons yang benar. Jika kita memiliki respons yang benar, kita tidak akan pernah kehilangan berkat yang memang adalah bagian kita. “Dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.” – 1 Petrus 3:9 (TB). Ketika kita diperlakukan tidak adil tetapi kita tetap memiliki respons dan sikap yang benar, Tuhan turut bekerja dalam segala hal, untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, orang-orang yang mencintai-Nya. God will grant us His blessings and approval


3. Memiliki Prioritas Hati yang Benar 

Ishak memiliki prioritas yang benar. Ia sudah diberkati Tuhan, tetapi anehnya dalam kondisi diberkati ia tidak pernah melupakan Tuhan. Apa yang Ishak lakukan?

  • Membangun mezbah: Ishak membangun hubungan dengan Tuhan.
  • Membangun tenda: Ishak membangun hubungan keluarga. 
  • Menggali sumur: Ishak mencari mata pencaharian.

 

Ishak semakin diberkati, tetapi ia tetap bisa menjaga prioritasnya dengan benar.