SERMON SERIES: MELAWAN PUAS DIRI - "ORANG KAYA YANG MERASA PUAS"

SERMON SERIES: MELAWAN PUAS DIRI – “ORANG KAYA YANG MERASA PUAS”

Melawan Puas Diri 

“Orang Kaya yang Merasa Puas”  

Lukas 12:13-21 (TB)

Saksikan Khotbah Selengkapnya: https://www.youtube.com/live/VzctvWXezs4?feature=share

 

Complacency adalah perasaan terlalu puas terhadap diri sendiri sampai tidak menyadari kekurangannya saat ini dan tidak punya rasa yang mendesak untuk melakukan perubahan yang baik.  Oleh karena itu, complacency adalah akar dari berbagai penyakit rohani. Ketika kita mengalami kesuksesan, muncullah perasaan puas diri yang merusak perasaan mendesak untuk berubah. Padahal perubahan dalam hidup ini terjadi sangat cepat, sehingga kita harus beradaptasi agar tidak mengalami kemunduran dan kegagalan.   

 

Efek complacency terhadap hidup kita:  

  1. Membuat kita tidak mengembangkan diri. “And it shall come to pass at that time, that I will search Jerusalem with candles, and punish the men that are settled on their lees: that say in their heart, The Lord will not do good, neither will He do evil.” – Zefanya 1:12 (KJV)   
  2. Mengurangi tekad untuk bisa hidup sungguh-sungguh dengan Tuhan.     
  3. Menurunkan standar Tuhan dalam hidup kita, sehingga kita jadi mudah kompromi terhadap dosa. Dengan demikian, kita tidak lagi takut akan Tuhan.   
  4. Menurunkan moral dan perilaku. 
  5. Menurunkan tingkat pengharapan. 
  6. Menurunkan hubungan kita dengan Tuhan. 

 

Bagaimana cara melawan complacency? – Ibrani 10:19-26 (TB)   

  1. Mendekat kepada Tuhan dengan tulus.
    Jangan puas dengan kondisi kerohanian saat ini, tetapi kenali Tuhan lebih dalam lagi.
  2. Menjaga iman tetap hidup.
    Teguhlah berpegang pada iman dan buat iman tetap aktif. Caranya adalah dengan memiliki mimpi yang lebih besar dan gol rohani yang lebih tinggi. Ini karena impian memaksa kita beriman kepada Tuhan.
  3. Memotivasi orang lain.
    Bersekutulah bersama komunitas rohani agar bisa saling memperhatikan, menasihati, dan menguatkan satu sama lain. Jangan puas menjadi anggota saja, tetapi jadilah pemimpin agar bisa bertumbuh lebih dari sebelumnya.