SERMON SERIES: YESUS YANG SORGAWI DALAM KITAB WAHYU - “YESUS DISEMBAH SEBAGAI TUHAN DI SORGA”

SERMON SERIES: YESUS YANG SORGAWI DALAM KITAB WAHYU – “YESUS DISEMBAH SEBAGAI TUHAN DI SORGA”

YESUS YANG SORGAWI DALAM KITAB WAHYU
“Yesus Disembah Sebagai Tuhan Di Sorga”

Ps. Philip Mantofa

 

Saksikan khotbah selengkapnya:

https://www.youtube.com/live/-TUUlHW_MmU?si=qOrxYgJykNPVge5t

 

Wahyu 4:6 (TB) “Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.

Alkitab mencatat beberapa jenis takhta, di antaranya adalah takhta pengadilan, takhta penghakiman, dan takhta anak domba Allah. Di hadapan takhta terdapat lautan kaca bagaikan kristal yang melambangkan manusia yang diselamatkan, yaitu orang-orang kudus yang ada di sorga. Di tengah takhta dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata yang melambangkan empat malaikat Serafim atau Kerub.

Tuhan menciptakan malaikat yang mempersembahkan pujian dengan penuh mata karena Tuhan tidak suka bila kita ‘menyembah buta’. Menyembah tidak boleh dilakukan dengan ‘tutup mata’, sama dengan mendengar kotbah tidak boleh tutup telinga. Perhatikan apa yang kita sembah sebab apa yang kita sembah mengatasi hidup kita.

Jagalah hati Tuhan yang kita sembah dan perlakukan Tuhan dengan benar. Rencanakan penyembahan dengan sengaja, jaga momen sensitif Tuhan karena penyembahan merupakan bentuk keintiman dengan Tuhan. Ketika kita bergaul karib dengan Tuhan, Ia akan memberitahukan hal yang tidak diberitahukan pada orang lain dan segala yang kita kerjakan akan dibuat berhasil.

Wahyu 4:7 (TB) “Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.

Keempat makhluk yang disebutkan melambangkan raja-raja di dunia. Belajar hidup takut akan Tuhan sebab semua raja di dunia saja sujud menyembah kepada-Nya. Perlakukan Tuhan Yesus sebagai Pribadi nyata. Ketika mendapat firman, pertama-tama yang kita lihat bukan apa yang kita dapatkan dari firman tersebut tetapi kita belajar apa tentang Yesus sebab Yesus adalah subjek dan kita adalah objek dalam menyembah. Tempatkan Tuhan di tempat pertama dan segala-galanya maka hidup kita akan berada pada tempatnya. Perlakukanlah Ia sebagai Raja, bukan hanya sebagai Bapa.

Wahyu 4:8 (TB) “Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: ”Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.”

Tuhan begitu besar melebihi Kerub yang digambarkan. Pahami betapa besarnya Tuhan dan kita akan mengerti bahwa Ketika Tuhan belum menjawab doa seseorang bukan berarti Tuhan tidak mampu, tetapi Tuhan tahu sesuatu yang belum kita ketahui. Janji adalah tanggung jawab Allah, sedangkan perintah merupakan tanggung jawab kita. Kita tidak berkuasa atas janji namun disaat yang sama, Tuhan tidak pernah berhutang pada kita. Kerjakan bagian kita dengan melakukan perintah Tuhan. Tuhan kita hanyalah setia sampai akhir.

Wahyu 4:9-11 (TB) “Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.

Kedua puluh empat tua-tua melambangkan dua belas suku Israel dan dua belas rasul Yesus, mewakili orang-orang kudus diperjanjian lama dan baru. Mereka memakai mahkota kemenangan ketika malaikat menyembah. Untuk dapat merebut mahkota kemenangan yang tercuri, kita harus mnghadapi trauma dengan kembali ke masa lalu sebab orang yang lari dari masa lalu tidak memiliki mahkota kemenangan.

Ya Tuhan dan Allah kami…” hanya diucapkan oleh manusia sebab hanya manusia yang diberi ijin untuk memanggil Dia dengan nama yang akrab. Sembahlah Tuhan dengan personal, maka hidup kita tak akan pernah sama.