SERMON SERIES: YESUS YANG SORGAWI DALAM KITAB WAHYU - “YESUS MENERIMA DOA DAN PUJIAN DI SORGA”

SERMON SERIES: YESUS YANG SORGAWI DALAM KITAB WAHYU – “YESUS MENERIMA DOA DAN PUJIAN DI SORGA”

YESUS YANG SORGAWI DALAM KITAB WAHYU
“Yesus Menerima Doa dan Pujian di Sorga”

Ps. Philip Mantofa

 

Saksikan khotbah selengkapnya:

https://www.youtube.com/live/wB4Tmr_CEVk?si=eA9x5ab-0EUvM86V

 

Wahyu 5:5-10 (TB)

Wahyu tidak bisa dilukiskan tapi hanya untuk dijabarkan.

‭‭Wahyu‬ ‭5‬:‭5‬ ‭(TB‬‬)
Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: ”Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.”

Surga itu tempat penghiburan.

Ada gulungan kitab 7 materai, berarti rencana hidup kita dan rencana Allah atas dunia disimpan rapat-rapat oleh Tuhan. Tidak ada satupun manusia yang mendapat pewahyuan kalau Tuhan tidak memberikannya, itu hanya akan dibukakan kepada orang yang bergaul karib dengan Tuhan. Kita tidak Maha Tahu karena itu, kita butuh Tuhan setiap hari. Selama masih ada masa depan kita perlu Tuhan, sebab semua pengalaman kita di masa lalu tidak bisa menjamin kita akan menang di depan.

Tuhan memang Maha Tahu, tapi, kita perlu meminta kepada Tuhan supaya kita tahu apa yang menjadi goal kita. Tapi lebih daripada meminta, Tuhan ingin ingin kita beriman dan percaya. Doa itu harus ‘medok’ imannya. Doa yang paling berkuasa adalah doa yang sesuai firman Tuhan. Iman itu bukan akan tapi telah. Percayalah seolah-olah kita telah menerimanya. Jangan beriman kepada iman, berimanlah kepada Tuhan sang pemilik janji. Iman harus di-back up dengan kehidupan yang melibatkan kedaulatan Tuhan. Dijawab ataupun tidak doanya kasih kita tetap teguh kepada Tuhan. Orang yang mengasihi Tuhan pasti mudah beriman.

Wahyu‬ ‭5‬:‭6‬ ‭(TB‬‬)
Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
‭‭
Tuhan memenangkan seluruh dunia tidak dengan kekuatan tapi dengan kasih. Kuasa ejaannya ‘lemah lembut’ dan ‘rendah hati’. Lemah lembut bukanlah kelemahan. Karena “Power is sacrifice”, pastikan kuasa yang kita punya mengandung batasan, kasih dan mau berkorban.

Orang Kristen harus tahu batas. Tuhan Yesus kita itu Maha Adil. Tuhan Yesus bukan hanya punya kasih tapi juga begitu berkuasa, juga adil dan indah dalam memberi batasan. Jadi ada korelasi antara kuasa dan kasih. Orang yang tulus pasti cerdik, tapi kalau orang sudah licik susah tulusnya. Karena itu penting untuk kita bertumbuh dalam kebijaksanaan untuk mengerti setiap batasan yang ada.

Ketujuh Roh Allah berbicara tentang sifat Roh Kudus dan itu hanya dimiliki oleh Tuhan Yesus. Bertanduk tujuh berbicara tentang otoritas penuh. Tidak ada satupun hamba Tuhan yang sempurna dalam otoritas. Hanya Tuhan Yesus saja yang memiliki urapan tanpa batas. Kita manusia begitu terbatas karena itu kita perlu Tuhan Yesus. Tidak ada satu pun orang Kristen yang bisa bertumbuh sendiri. Kita butuh Tuhan juga kolaborasi dengan saudara seiman, agar mereka menjadi ‘kaca spion’ dari kanan dan kiri yang akan menjaga kita dan menguatkan kita terus bertumbuh dalam kebenaran.